Asmat, 3 November – Kabupaten Asmat menjadi salah satu daerah terpilih oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdasmen) untuk melaksanakan kegiatan “Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi Guru Tertentu Daerah Khusus Terkendala Internet Tahun 2025”. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru yang bertugas di wilayah terpencil dengan keterbatasan akses jaringan internet. Pelaksanaan kegiatan di Kabupaten Asmat mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat, Barbalina Toisuta, SE., M.Pd, dan menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai perguruan tinggi mitra.
Adapun narasumber yang hadir di antaranya Eka Wahyuni, dosen dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ); Mayrina Indah Prasetyowati dari Tim RGTK; serta Hasni dari LTPK Universitas Negeri Makassar (UNM). Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam mendukung implementasi program PPG di wilayah yang masih menghadapi keterbatasan jaringan internet dan akses teknologi.
Acara diawali dengan sambutan dari Eka Wahyuni (UNJ) yang menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Asmat dan Dinas Pendidikan atas dukungan dan komitmen mereka dalam menyelenggarakan kegiatan PPG di daerah khusus. Ia menegaskan bahwa semangat dan kerja keras guru-guru di Asmat merupakan contoh nyata dedikasi dalam membangun pendidikan di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
“Kami melihat semangat luar biasa dari para guru di Asmat. Di tengah keterbatasan fasilitas dan akses internet, mereka tetap berkomitmen untuk belajar dan meningkatkan kualitas diri. Ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan tetap bisa tumbuh di mana pun, selama ada kemauan dan semangat,” ujar Eka Wahyuni dalam sambutannya.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat, Barbalina Toisuta, SE., M.Pd. Dalam arahannya, ia menegaskan bahwa program PPG bukan sekadar formalitas untuk mendapatkan sertifikasi atau tunjangan, tetapi merupakan proses penting dalam membentuk guru yang benar-benar profesional dan berdampak bagi masyarakat.
“Jangan ikut PPG hanya karena ingin mendapatkan uang sertifikasi, uang itu cuman bonus. Ikutilah karena panggilan hati untuk menjadi pendidik sejati. Guru adalah ujung tombak perubahan. Melalui PPG, kita belajar menjadi pendidik yang berkarakter, kompeten, dan siap mengabdi untuk kemajuan anak-anak Asmat,” tegas Barbalina.
Usai sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh para narasumber, yang membahas berbagai aspek penting dalam pelaksanaan PPG, mulai dari pendekatan pembelajaran kontekstual di daerah khusus, strategi mengajar kreatif tanpa ketergantungan pada jaringan internet, hingga pentingnya literasi digital dasar bagi guru.
Para peserta juga diberi kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan narasumber, berbagi pengalaman lapangan, serta mendapatkan pendampingan teknis terkait pelaksanaan kegiatan belajar daring maupun luring selama proses PPG berlangsung.
Melalui kegiatan ini, diharapkan guru-guru di Kabupaten Asmat dapat terus meningkatkan kualitas dan kompetensinya, sehingga mampu memberikan layanan pendidikan yang lebih baik, inovatif, dan relevan dengan kondisi daerah, sekaligus menjadi agen perubahan di lingkungan mereka masing-masing.
