Asmat, 6 Agustus 2025 – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat kembali menggelar kegiatan literasi kreatif bertajuk Lomba Menulis Cerita Kemerdekaan dengan tema : “SEMANGAT MERDEKA. SEMANGAT ASMAT MENUJU GENERASI EMAS 2045 . Kegiatan ini dilaksanakan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Asmat dan diikuti oleh para pelajar tingkat SMP dan SMA/Sederajat dari berbagai sekolah di wilayah Kabupaten Asmat.
Kegiatan berlangsung dengan semangat dan antusiasme tinggi. Hadir langsung dalam kegiatan tersebut Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat, jajaran panitia penyelenggara, para guru pendamping, dewan juri, serta para peserta yang telah dipersiapkan dengan baik oleh sekolah masing-masing.
Dalam sambutannya, Sekretaris Dinas Pendidikan, Bapak Alexander J. Yamlean, memberikan pesan penuh motivasi kepada para peserta agar tetap tenang dan fokus selama proses penulisan berlangsung. “Jangan gugup, tetap tenang dan percaya diri. Jika kalian menulis dengan hati dan semangat nasionalisme, maka cerita yang kalian tuangkan akan memiliki makna yang dalam dan membangkitkan semangat kebangsaan,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa lomba ini bukan hanya tentang siapa yang menulis paling panjang atau menggunakan kata-kata paling indah, tetapi tentang siapa yang mampu menyampaikan pesan tentang perjuangan, kemerdekaan, dan cinta Tanah Air dengan jujur dan penuh semangat.
Sambutan tersebut sekaligus menjadi pembukaan resmi lomba, yang kemudian dilanjutkan dengan pengarahan teknis dari tim dewan juri. Para juri memberikan penjelasan mendetail mengenai aspek penilaian lomba, termasuk penggunaan struktur cerita yang logis, pemilihan diksi atau kata yang tepat, kesesuaian tema dengan semangat kemerdekaan, serta penulisan yang memperhatikan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Salah satu penekanan penting dalam aturan lomba adalah larangan keras menggunakan bantuan teknologi seperti smartphone atau perangkat digital lainnya. Peserta yang terbukti menggunakan smartphone selama proses menulis akan langsung dinyatakan gugur. Hal ini diberlakukan untuk menjaga orisinalitas karya dan memastikan bahwa peserta benar-benar mengandalkan kemampuan berpikir dan menulis mereka sendiri.
“Kami ingin mendorong kemampuan literasi anak-anak melalui cara yang jujur dan murni. Ini bukan sekadar lomba, tapi latihan untuk membangun karakter dan rasa cinta terhadap bangsa melalui tulisan,” ujar salah satu juri.
Selama proses lomba berlangsung, suasana ruangan sangat kondusif. Para peserta terlihat serius dan penuh konsentrasi, menuangkan ide-ide mereka ke dalam lembar kertas. Beberapa bahkan tampak menutup mata sejenak, mencoba meresapi inspirasi sebelum melanjutkan kalimat demi kalimat.
Lomba ini menjadi ajang penting untuk mendorong kreativitas, kemampuan literasi, serta pemahaman para pelajar tentang nilai-nilai perjuangan dan arti penting kemerdekaan. Cerita-cerita yang dihasilkan tidak hanya menjadi karya tulis biasa, tetapi juga menjadi cerminan semangat generasi muda dalam memahami sejarah bangsanya.