Asmat, 28 Juli 2025 — Dalam sebuah dialog interaktif yang disiarkan langsung oleh RRI Merauke, para pemangku kepentingan pendidikan di Papua Selatan menyoroti pentingnya peningkatan kompetensi guru sebagai solusi utama mengatasi krisis pendidikan di Kabupaten Asmat.
Acara yang dipandu oleh Paulina Violetta ini menghadirkan Bupati Asmat, Thomas Eppe Safanpo, dan anggota Komisi III DPR Papua Selatan, Dominikus Ulukyanan, sebagai narasumber utama. Keduanya menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap rendahnya kualitas pendidikan di wilayah tersebut, terutama terkait kemampuan dasar siswa dan profesionalisme tenaga pendidik.
Bupati Thomas mengungkapkan bahwa selama hampir satu dekade, ia menyaksikan langsung kemerosotan literasi dan numerasi siswa di Asmat. “Saya sering temukan anak-anak kelas 3 sampai 5 SD yang belum bisa membaca,” ujarnya. Ia juga menyoroti fenomena lulusan SD yang masuk SMP dengan nilai tinggi namun tidak mampu menulis atau berhitung.
Sebagai langkah konkret, Pemerintah Kabupaten Asmat menggandeng Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk melakukan asesmen massal terhadap guru dan siswa di 70 sekolah. Tes ini mencakup kemampuan membaca, menulis, dan berhitung bagi siswa, serta kompetensi pedagogik dan profesional bagi guru. Hasil asesmen dijadwalkan rampung pada 23 Agustus 2025.
Dominikus Ulukyanan menambahkan bahwa pemerintah daerah harus menyusun roadmap pendidikan yang terukur, serta memperluas akses pelatihan guru di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Ia juga mendorong agar kebijakan pendidikan lebih kontekstual dan tidak sekadar meniru kurikulum nasional.
Selain asesmen, Pemkab Asmat berencana merekrut 30 guru kontrak tahun ini, serta menerapkan kebijakan pengajaran Bahasa Inggris dan teknologi informasi sejak usia dini. Program sekolah satelit juga akan dikembangkan untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil.
Dialog ini menjadi momentum penting untuk membongkar akar persoalan pendidikan di Asmat dan merumuskan solusi berbasis data serta pengalaman lapangan. Para narasumber sepakat bahwa guru yang kompeten adalah fondasi utama bagi masa depan generasi Papua Selatan.